Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menilai persoalan kemiskinan yang dialami bangsa Indonesia bersumber dari kelemahan para pemimpin terdahulu. Menurutnya, banyak pemimpin yang tidak cakap, tidak tangguh, dan tidak memahami cara mengelola negara dengan baik sehingga bangsa asing bisa leluasa menguasai kekayaan nusantara.
“Saudara harus mengerti bahwa kemiskinan itu terjadi karena pemimpin-pemimpinnya tidak pandai, tidak handal, tidak kuat, tidak mampu menghadapi penjajahan dari luar,” ujar Prabowo saat memberikan pembekalan kepada kepala sekolah dan guru Sekolah Rakyat di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2025).
Ia menambahkan, lemahnya kualitas kepemimpinan inilah yang membuat bangsa Indonesia di masa lalu mudah terdominasi pihak asing.
“(Kemiskinan) Karena pemimpin tidak pandai, karena pemimpin tidak handal, tidak paham bagaimana menjalankan negara dengan sebaik-baiknya, maka bangsa-bangsa asing bisa menguasai Nusantara yang begini luas,” sambungnya.
Prabowo juga mengingatkan pentingnya pelajaran sejarah sebagai fondasi bangsa. Menurutnya, melupakan sejarah sama dengan membuka peluang untuk mengulang kesalahan lama. Karena itu, ia menekankan perlunya perbaikan menyeluruh terhadap kekurangan bangsa di masa lampau.
Lebih lanjut, Prabowo menegaskan bahwa para pemimpin, menteri, hingga wakil rakyat lahir dari pendidikan yang diberikan guru. Maka, seorang pemimpin harus berjiwa besar, kuat iman, dan tidak mudah dipecah belah.
“Bangsa ini harus bersatu, semua pemimpin harus kerjasama tidak boleh diadu domba lagi. Tidak boleh menjadi pemimpin yang berhati kecil, berhati kerdil,” tuturnya.
Dalam pidatonya, ia menyebut ada lebih dari 200 negara di dunia dengan berbagai tingkat keberhasilan. Indonesia, kata dia, harus memastikan diri tidak jatuh menjadi negara gagal.
“Kita tidak boleh menjadi negara yang gagal, kita harus merdeka dari kemiskinan, kelaparan, merdeka dari penderitaan dan itu bisa kita capai dan itu Insya Allah akan kita capai bersama-sama,” ucapnya.
Prabowo pun mengajak seluruh pihak bersatu dalam mengelola kekayaan negeri. Dengan langkah bersama, ia optimistis Indonesia bisa bangkit sebagai negara yang makmur.
“Kita bersatu bersama-sama menjaga dan mengelola kekayaan kita sehingga kita perbaiki kekurangan-kekurangan kita. Kita atasi penyakit-penyakit masyarakat yang ada di tubuh kita supaya kita kembali menjadi negara yang berhasil,” pungkasnya.