Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali ke Tanah Air pada Rabu, 3 September 2025, malam sekitar pukul 21.00 WIB melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, usai menyelesaikan kunjungan kerja ke Tiongkok.
Prabowo yang mengenakan safari coklat, celana hitam, dan peci hitam itu langsung disambut oleh Menteri Sekretariat Negara, Prasetyo Hadi, setibanya di bandara. Keduanya sempat berjabat tangan sebelum Presiden meninggalkan area pesawat.
Selama di Beijing, Prabowo menghadiri peringatan 80 Tahun Kemenangan Perlawanan Rakyat Tiongkok dalam Perang Dunia II, yang dikenal sebagai Victory Day. Selain menghadiri parade militer, ia juga menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping.
Pertemuan tersebut dilakukan tak lama setelah Xi Jinping menggelar jamuan makan siang bagi para kepala negara dan pemerintahan yang turut hadir dalam parade militer di Lapangan Tiananmen.
“China mendukung kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo, mendukung pemulihan ketertiban dan stabilitas Indonesia secepatnya, serta mendukung pembangunan dan penguatan Indonesia,” kata Xi Jinping.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo juga menyampaikan situasi terkini dalam negeri dan menekankan bahwa Indonesia kini berada dalam kondisi yang semakin kondusif. Ia juga merasa terhormat bisa hadir mewakili Indonesia dalam momen bersejarah tersebut.
“Hubungan kedua negara kini berada pada periode terbaik dalam sejarah. Indonesia berharap dapat memperkuat kerja sama dengan China di bidang perdagangan, investasi, keuangan, dan infrastruktur, mendorong tercapainya lebih banyak hasil nyata dalam hubungan kedua negara,” ujar Prabowo.
Kedua pemimpin juga menaruh perhatian besar pada kemitraan ekonomi strategis. Pemerintah Tiongkok menyatakan kesiapannya untuk memperluas kerja sama dengan Indonesia dalam berbagai sektor, mulai dari mineral, ekonomi digital, kecerdasan buatan, hingga pertanian dan perikanan.
Adapun parade militer Victory Day itu turut dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.