Jakarta – Kegiatan belajar mengajar di SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berubah menjadi kepanikan setelah atap empat ruang kelas lantai dua roboh, Rabu 10 September 2025 pagi.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 09.10 WIB itu menimpa puluhan siswa dan guru yang sedang mengikuti pelajaran. Data sementara dari BPBD Kabupaten Bogor mencatat, sedikitnya 31 orang terluka, sebagian besar siswa, dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Merespons kejadian tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) langsung menyiapkan tenda darurat sebagai ruang belajar sementara.
“Kami menyampaikan keprihatinan atas musibah yg terjadi di SMKN 1 Cileungsi di mana beberapa bagian mengalami kerusakan. Kami sampaikan ke kepala sekolah dan Direktorat SMK agar sekolah dapat diperbaiki menggunakan anggaran 2025 dan mulai pertengahan Desember ruangan sudah bisa digunakan kembali,” ujar Menteri Abdul Mu’ti saat meninjau lokasi, Kamis (11/9/2025).
Menteri Mu’ti juga menjenguk beberapa murid yang dirawat di RS Radjak Hospital Cileungsi. Ia memberikan dukungan moral kepada siswa dan keluarga korban.
“Adik dan ibu yang sabar ya, tetap semangat. Jangan lupa berdoa ya biar diberikan kesehatan. Nanti sembuh, bisa praktik kerja lapangan (PKL) lagi ya,” ucapnya.
Selain itu, Kemendikdasmen menyalurkan uang santunan dan memastikan adanya pendampingan psikososial agar siswa dapat kembali beraktivitas dengan tenang. Pemerintah juga menyiapkan dana Rp2 miliar untuk pemulihan dan perbaikan fasilitas sekolah.
Sementara itu, polisi telah memasang garis polisi di sekitar gedung yang ambruk. Dugaan awal mengarah pada kegagalan konstruksi atap yang diketahui baru dibangun pada 2016. Kemendikdasmen berkomitmen melakukan audit menyeluruh terhadap bangunan sekolah lain di bawah kewenangannya.
“Keamanan dan keselamatan siswa adalah hukum tertinggi dalam dunia pendidikan. Tidak ada kompromi. Kami akan usut tuntas penyebabnya, dan jika ditemukan ada kelalaian, pihak yang bertanggung jawab harus diproses,” tegas Abdul Mu’ti.
Hingga Kamis malam, sebagian besar siswa yang terluka telah diperbolehkan pulang, sementara beberapa lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.