Jakarta – Sebuah yayasan yang menjadi mitra program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengungkapkan kesuksesan melibatkan petani, peternak, dan perkebunan lokal dalam memenuhi kebutuhan bahan baku makanan untuk 3.500 pelajar di Cimahi.
Adam Darmawan (32), selaku Penanggung Jawab Yayasan Arara Visi Hijau dan Direktur PT Rumah Langit Nusantara yang menaungi Cantigi Catering menceritakan, yayasan dan PT ini berhasil menjalani ekosistem bisnis dari hulu ke hilir di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cimahi dengan melibatkan masyarakat lokal untuk program MBG, mulai dari beras, daging, sayur, buah-buahan, hingga susu.
Adam yang merupakan lulusan Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran mengatakan, bisnis ini dijalankan oleh kelompok pemuda wirausaha di Cimahi dari berbagai latar belakang pendidikan yang berkaitan dengan agrikultur.
“Supplier-supplier lokal kita libatkan. Sumber daya manusianya kita rekrut juga. Alhamdulillah jadi berkembang wilayahnya termasuk pengusaha-pengusaha di daerah itu sendiri,” tutur Adam saat ditemui di peternakan Nusa Dairy Indonesia, Jatinangor, Sumedang, Jumat 18 April 2025, yang menyuplai susu untuk SPPG Cimahi.
“Untuk sayur-sayuran kita banyak ambil dari Lembang, kemitraan kita banyak di Lembang dan untuk buah-buahan juga sama dari Lembang juga. Untuk sapi potong kita sedang kembangkan di daerah Purwakarta,” lanjutnya.
Adam mengatakan bahwa di SPPG Kota Cimahi, berbagai kalangan masyarakat diserap sebagai tenaga kerja, mulai dari anak muda lulusan SMK perhotelan dan kulinari, ibu rumah tangga, hingga bapak-bapak yang merupakan kepala keluarga. Adapun ia tidak ragu merekrut para profesional untuk menjadi team leaders.
“Untuk tenaga kerja kita lebih dari 50% Wilayah Pasir Kaliki, Cimahi Utara. Ada ibu-ibu, ada bapak-bapak dan juga ada remajanya jadi variatif karena kita beroperasi 24 jam,” kata Adam.
SPPG Kota Cimahi sendiri melayani 3.500 siswa penerima manfaat. Dalam sepekan, ada tiga kali pemberiaan susu. Per sekali pemberian, SPPG butuh 370 liter susu.
“Nah di sini [Nusa Dairy], sapi perah ini menghasilkan sekitar 150 liter per hari untuk kebutuhan satu dapur itu masih kurang. Jadi kita bermitra dengan kelompok peternak di sekitar sini,” kata Adam.
Adam pun mengungkapkan MBG merupakan peluang bisnis yang besar, sekaligus juga berdampak ekonomi tinggi untuk masyarakat.
“Kita sangat bangga bisa turut serta dalam program membangun bangsa terutama program Bapak Presiden. Saya merasakan dampak yang sangat besar secara pribadi, kelompok maupun lingkungan. Terima kasih Bapak Presiden Indonesia,” ujar dia.
Selain itu, Adam juga berbagi tips untuk sukses menjalankan ekosisten dapur MBG dengan, yaitu tertib administrasi, bekerja sesuai SOP, dan libatkan para profesional untuk menjadi kepala operasional.
“Dari segi sumber daya manusia kita harus merekrut terutama para leader-leadernya itu yang memang punya ekspertise di bidangnya. Seorang profesional mampu menciptakan budaya dan atmosfer yg positif, terlebih karena ini program baru dan kita harus beradaptasi dengan cepat” jelas Adam.
“Untuk hal lain, tertib administrasi juga. Semua SOP dan jobdesk dijalankan dengan benar. InsyaAllah gak akan menemukan banyak kendala. Jangan takut, jangan ragu asalkan kita mau bisa berkorelasi dengan siapapun, bisa berkomunikasi baik dengan siapapun. InsyaAllah bisa terwujud menjadi sebuah ekosistem dapur yang sehat menjadi sebuah organisasi yang besar dan ikut mensukseskan program bangsa ini,” tutupnya.