Ibu Pengupas Bawang di Makassar Bahagia Anaknya Bisa Sekolah Gratis di Sekolah Rakyat

Jakarta — Marhani, seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari bekerja mengupas bawang, merasa lega sekaligus bersyukur karena anaknya, Muhammad Raihan Firmansyah, kini bisa bersekolah di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto ini menanggung seluruh biaya pendidikan.

“Merasa terima kasih sekali ada Sekolah Rakyat begini. Alhamdulillah, bersyukur sekali dengan anak saya sekolah di sana. Setidaknya mengurangi sedikit (beban ekonomi), bukan beban sehari-hari, karena semua di sana ditanggung. Ya, berkah buat keluarga kami, buat Raihan terutama,” ungkap Marhani saat ditemui di rumahnya, Jumat (11/9/2025).

Bacaan Lainnya

Marhani bercerita, ia mendapat upah Rp1.000 per kilogram bawang yang dikupas. Pekerjaan itu terkadang dibantu Raihan dan empat anak lainnya.

“Bantu-bantu saya. Kalau misalnya ada bawang masuk, yang pergi angkut rumahnya bos, baru dibawa ke rumah. Setelah itu bersih, dibawa lagi ke sana, ditimbang,” katanya.

Suaminya sendiri membuka usaha tambal ban, namun penghasilannya tidak menentu karena sepi pelanggan. Kondisi itu membuat keluarga Marhani semakin kesulitan.

Di tengah keterbatasan tersebut, ia terharu hingga menangis bahagia karena Raihan bisa kembali melanjutkan sekolah dan memiliki cita-cita baru menjadi seorang polisi. “Belajar yang baik, semoga cita-citamu tercapai,” pesan Marhani yang rutin menjenguk Raihan di asrama setiap akhir pekan.

Ia pun berharap program Sekolah Rakyat terus diperluas. “Harapan saya ini sama Pak Prabowo, mudah-mudahan tepat sasaran lagi. Karena masih banyak lagi di luar sana yang seperti kami, yang ingin bersekolah, tapi karena biaya tidak mampu. Terima kasih, Pak. Terima kasih, Pak Prabowo,” tambahnya.

Sementara itu, Raihan mengaku awalnya tidak menyangka bisa kembali bersekolah karena kondisi ekonomi keluarga yang sulit.

“Saya tidak kebayang akan sekolah lagi, karena memang keadaan ekonomi keluarga saya lagi sulit,” tuturnya.

Meski tak bisa lagi membantu ibunya mengupas bawang, Raihan kini bahagia bisa fokus belajar, bertemu teman-teman baru, serta menikmati fasilitas sekolah dan makanan bergizi setiap hari. Ia juga aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulu tangkis yang menjadi hobinya.

“Bagus. Lengkap, ada meja belajar, kipas, tempat tidur nyaman,” ucapnya.

Jika dulu ia sempat bercita-cita menjadi dokter, kini Raihan ingin mengabdi sebagai polisi untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Polisi. Supaya bisa menangkap orang kriminal,” katanya dengan penuh semangat.

Pos terkait